Minggu, 19 Desember 2010

fatwa dsn tentang ppapp

FATWA
DEWAN SYARIAH NASIONAL
NO: 18/DSN-MUI/IX/2000
Tentang
PENCADANGAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF
DALAM LEMBAGA KEUANGAN SYARI'AH
بِ  سمِ اللهِ ال ر  حمنِ الرحِيمِ
Dewan Syariah Nasional setelah
Menimbang : a. bahwa dalam rangka mengurangi resiko kerugian yang mungkin
terjadi dalam pembiayaan yang diberikan, Lembaga Keuangan
Syari'ah (LKS) dipandang perlu melakukan pencadangan,
sebagaimana ditentukan oleh peraturan perundang-undangan
yang berlaku;
b. bahwa agar praktik pencadangan tersebut tidak menimbulkan
kerugian atau beban berat bagi pihak-pihak terkait, DSN
memandang perlu menetapkan fatwa tentang pencadangan
menurut syari’ah Islam, untuk dijadikan pedoman oleh LKS.
Mengingat : 1. Firman Allah QS. al- Ma’idah [5]: 1:
ياَأي  ها الَّذِي  ن آمن  وا َأ  وُف  وا بِاْلعُق  ودِ …
“Hai orang yang beriman! Penuhilah akad-akad itu….”
2. Hadis Nabi riwayat Tirmizi ‘Amr bin ‘Auf:
َال  صْل  ح  جائِز بي  ن اْل  م  سلِمِ  ين إِلاَّ  صْل  حا  حرم  ح َ لا ً لا َأ  و َأ  حلَّ  ح راما
 واْل  م  سلِ  مو َ ن  عَلى  شروطِهِ  م إِلاَّ  ش  ر ً طا  حرم  ح َ لا ً لا َأ  و َأ  حلَّ  ح راما.
“Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin kecuali
perdamaian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan
yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat
mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau
menghalalkan yang haram.”
3. Hadis Nabi riwayat Ibnu Majah dari ‘Ubadah bin Shamit, riwayat
Ahmad dari Ibnu ‘Abbas, dan Malik dari Yahya:
َ لا  ض ر  ر  و َ لاضِ را  ر.
“Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh pula
membahayakan orang lain.”
4. Kemaslahatan dan 'uruf dalam lembaga keuangan menghendaki
adanya pencadangan sebagai salah satu upaya mengurang resiko
kerugian yang mungkin terjadi.
5. Kaidah fiqh:
َالأَ  ص ُ ل فِى اْل  معام َ لاتِ ْالإِبا  حُة إِلاَّ َأ ْ ن ي  دلَّ  دلِي ٌ ل  عَلى ت  حرِيمِ  ها.
18 Pencadangan Penghapusan Aktiva Produktif 2
Dewan Syariah Nasional MUI
“Pada dasarnya, segala bentuk mu’amalat boleh dilakukan
kecuali ada dalil yang mengharamkannya.”
َال  ض ر  ر ي  زا ُ ل.
“Bahaya (beban berat, kerugian) harus dihilangkan.”
َأين  ما  وجِ  دتِ اْل  م  صَل  حُة َفَث  م  ح ْ ك  م اللهِ.
“Di mana terdapat kemaslahatan, di sana terdapat hukum
Allah."
Memperhatikan : a. Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syari'ah Nasional bersama
dengan Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan
Indonesia pada hari Sabtu, tanggal 7 Rabi'ul Awwal 1421 H./10
Juni 2000.
b. Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syari'ah Nasional pada hari
Sabtu, 17 Jumadil Akhir 1421 H./16 September 2000.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : FATWA TENTANG PENCADANGAN PENGHAPUSAN AKTIVA
PRODUKTIF DALAM LEMBAGA KEUANGAN SYARI'AH
Pertama : Ketentuan Umum
1. Pencadangan boleh dilakukan oleh LKS.
2. Dana yang digunakan untuk pencadangan diambil dari bagian
keuntungan yang menjadi hak LKS sehingga tidak merugikan
nasabah.
3. Dalam perhitungan pajak, LKS boleh mencadangkan dari seluruh
keuntungan.
4. Dalam kaitan dengan pembagian keuntungan, pencadangan hanya
boleh berasal dari bagian keuntungan yang menjadi hak LKS.
Kedua : Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi
perselisihan di antara kedua belah pihak, maka penyele-saiannya
dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syari’ah setelah tidak tercapai
kesepakatan melalui musyawarah.
Ketiga : Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di
kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan
disempurnakan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal : 17 Jumadil Akhir 1421 H.
16 September 2000 M.
DEWAN SYARI’AH NASIONAL
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua, Sekretaris,
K.H.M.A. Sahal Mahfudh Dr. H.M. Din Syamsuddin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar